August 31, 2013

Kopi Instan & Cappuccino Good Day, Kopi Gaul Paling Enak

Karena hidup banyak rasa, kita harus mencobanya setiap hari. Menikmati kopi misalnya, rasa pahitnya memberi pandangan yang lain tentang hidup.

***

Aktivitas menumpuk sudah jadi sarapan sehari – hari. Kenalkan, ini aku dengan aktivitasku. Nama ku Angger Siswanto, panggil saja angger. Seorang karyawan sebuah perusahaan swasta dan seorang mahasiswa.

Takdir selalu mempertemukan ku dengan pagi yang indah. “Sepertinya aktivitasku akan lancar”, gumamku.

Aku selalu bangun kesiangan, masalah yang sulit kupecahkan. Mungkin karena jadwal tidurku yang kacau. Jujur saja aku suka tidur malam, Cuma sekedar menonton film atau baca buku. Tak lupa secangkir kopi jadi temanku.
 
Kopi yang ku maksud adalah kopi instan, “Kopi instan& cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”. Akhir – akhir ini macam produk kopi instan makin marak. Tapi tetep yang paling gaul dan enak ya Good Day

Aku beruntung punya ibu yang sangat perhatian. tak pernah luput dari list belanjanya untuk selalu membelikan ku kopi instan kesukaan ku, Good day.

Sembari menunggu sarapan yang sedang dibuatkan ibuku, aku sengaja menyeduh kopi instan rasa Cappucino, Cappucino itu kopi yang perfeksionis. Tapi bukan itu yang jadi alasan utama. Aku bukan maniak kopi yang tau segala arti kopi atau ragam rasanya. Aku penikmat karbitan.

Lagi – lagi kopi yang ku ambil “Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”. Sepertinya kita berjodoh. Hahahaha … mungkin aku sedikit lebay.

Sepiring roti hangat lengkap dengan selai kacang kesukaan ku, bersanding dengan kopi Good Day Cappucino. Hidup ini banyak rasa kan? Hahaha …

Sedari malam tentunya sudah kusiapkan segala amunisiku untuk bertempur di hari ini. Sudah ku bilang dari awal, aku pria dengan aktivitas lumayan padat. Sok sibuk!!! Hahaha … Pagi aku harus bekerja, sedangkan malamnya aku harus pergi ke kampus, kuliah tentunya.

Asal tau saja, di dalam tas ransel ku ada barang yang tak boleh terlewatkan, se-sachet sih tapi … harus ada. “Kopi instan & cappuccino Good Day, kopi gaul paling enak”. Selain itu, masih ada lagi buku gambar, pensil, dan satu buku bacaan. Kadang Aku suka bosan dengan aktivitasku, barang – barang itu adalah teman setiaku.

Aku siap, ku hampiri ibuku yang ada di dapur. Kucium tangannya dan meminta restu, Ibu aku berangkat … Assalammualaikum.

“Waalaikumsalam, Iya nak…. Hati hati .. “, Jawab ibuku penuh harapan.

***

* Tulisan ini diikutkan dalam Good Day Blog Competition.
Disclaimer mengenai tulisan di luar tanggung jawab PT. Santos Jaya Abadi.

August 22, 2013

Cucian Secangkir Kopi

kopi
Gambar dipinjam dari sini

Seperti biasa, aktifitasku sebagai pekerja di kantor memang tak luput dari secangkir kopi.  Kopi merupakan sejenis pengisi daya ketika kita mulai kehabisan tenaga.

Jam masuk kantor tempatku bekerja adalah tepat pukul delapan pagi. Seperti biasa tempat pertama yang kudatangi adalah meja kerjaku. Kuletakkan sedikit beban hidupku yang menumpuk, tas ransel peralatan kerja maksudku. Menata rapi meja kerja agar siap digunakan.

Kemudian, mulai ku-jamah dapur kantor yang letaknya lumayan jauh dari meja kerjaku. Tak butuh angkutan umum untuk menjangkaunya, cukup beberapa langkah saja.

Aku memang akrab dengan jalan kaki, aku suka melakukannya. aktifitasku di atas kendaraan bermotor membuatku rindu untuk selalu jalan kaki. Tak pernah ada alasan untuk malas jalan  kaki.

Sesampaiku di dapur kantor, pertama harus kupastikan harus ada persedian gula. Tanpa gula rasanya semua sia-sia. Apa kalian pernah merasakan teh tanpa gula? kurasa hanya sebagian orang yang selera. Begitu juga kopi yang tanpa gula.

Setelah kupastikan bahwa persediaan gula cukup, segera ku ambil cangkir kosong. Hari ini bujuk rayuan aroma kopi lebih kuat.

Akan ku buat secangkir kopi.

Seperti saran ibuku, takaran untuk kopi yang nikmat adalah 1 sendok kopi dengan campuran 2 sendok gula. Tak ada ilmu pasti tentunya. tapi aku sudah terbiasa dengan takaran itu.

Kemudian aktifitasku berjalan seperti biasa, dan tidak lupa sesekali aku tengok secangkir kopi yang ku buat tadi pagi. Kurasa tak nikmat jika hanya menengok tanpa mencicipi.

Sore menjelang, artinya mendekati jam pulang kantor. Mulai kebereskan seluruh pekerjaanku untuk hari ini. Jika ada yang tertunda, besok ku usahakan selesai.

Mejaku yang berantakan tak luput dari perhatianku. barang yang berserakan mulai ku tata ulang sesuai dengan tempat asalnya.

Secangkir kopi yang masih pada posisi awal aku menaruhnya, sudah kubilang "dia teman yang setia".

Tak pernah pikir panjang, selalu ku cuci cangkir tempatku minum kopi. Mengikuti pesan ibuku, "jangan lupa mencuci perabot mu setelah kau pakai".

Beranjak dari meja tempatku bekerja, dan menuju dapur kantor. Tentunya aku juga menyapa kawan seperjuangan yg ternyata juga sedang bersiap menyambut jam pulang kantor. Kami selalu bersemangat menyambut jam pulang kantor, yang artinya tanggung jawab pekerjaan hari ini telah usai dan ... salamat datang kasur empuk, aku sudah rindu.

Sesampaiku di dapur kantor...

Ku nyalakan kran air, sengaja ku letakkan secangkir kopi yg telah ku minum tadi di bawah kran yang mengucur deras. Lalu kemudian, tak sengaja aku menemukan pelajaran berharga.

Ampas kopi yang hitam membuat air yang masuk ke dalam cangkir semakin menghitam tercemar ampas tersebut. Tapi ketika air itu mulai penuh dan akhirnya tumpah. Perlahan tapi pasti secangkir yang awalnya hitam menjadi secangkir air yang jernih.

Aku baru sadar, manusia itu berproses. Selalu berusaha menjadi lebih baik, dengan melakukan hal - hal baik. Seperti gelas yang awalnya berisi sesuatu yang hitam pekat. Tapi kemudian di isi sesuatu yang bersih, perlahan tapi pasti semuanya akan berubah menjadi segelas air yang jernih.

Tak pernah ada kebaikan yang kalah, kita hanya butuh waktu untuk merubah sesuatu yang buruk. Mencoba menjadi teladan yang baik setiap harinya. Tunggu kebaikan akan menimpa kita dan tetap berusaha untuk menjadi pribadi yang baik. dan ... nikmati setiap prosesnya :)