August 21, 2014

Surat Kaleng

hai .. 
apa kabarmu? kabarku baik. masih sengaja kah kamu diam? aku semacam berada di daerah asing saat ini. mengartikan bahasa - bahasa dari segala diam mu. apa itu caramu untuk pergi?

hai ..
aku masih sering membuka pesan - pesan lama mu ketika sekedar mengingatkan ku makan, berlagak sok marah ketika aku mengingkari nya. itu lucu. aku suka tertawa sendiri membayangkankan wajahmu yang terbalut rapi dengan kerudungmu harus berubah jadi merah padam karena kelakuanku. aku ingin mengulangnya kembali. sebelum ku tulis semua ini, kupastikan aku sudah makan kok. jadi .. kau tak perlu susah payah mengingatkanku. tak perlu pasang wajah merah padam mu. terimakasih untuk perhatianmu.

hai ...
aku selalu berdoa untuk kesehatanmu. dan semoga ritual yang sama juga kamu lakukan untuk ku. mungkin karena doa ku, aku sering menemui mu lewat mimpi. Tuhan sedang mengulur waktu kita untuk bertemu. aku tak tau lagi. semoga saja kita bertemu di waktu yang indah. sederhana bukan?

hai sayang,
aku rindu panggilan "sayang" mu, semacam suara gita gutawa yang mengalun merdu di telingaku. 


With Love,
orang yang pernah kau sayang.

August 17, 2014

Menang

Hari ini adalah Minggu, dimana sebelumnya adalah hari Sabtu. Hari dimana para jomblo nangis dibawah shower kamar mandi, meratapi kesendirianya yg tak kunjung usai.

Gue jomblo...

Tapi kemarin gue nongkrong sama temen, sebut saja Surti (nama samaran). Doi cowo ganteng, kece, manis. Tapi jomblo sama kyk gue.

Artinya kemarin Sabtu gue gak lagi dibawah shower kamar mandi bareng temen cowo gue *loh, tapi lagi di angkringan pinggir jalan untuk sekedar ngopi dan makan gorengan.

Maklum untuk nongkrong di cafe, kadang kita masih mikir. Mau minum kopi untuk hari ini, atau besok uang bensin gak ada.

Alhasil setelah kita ngopi dan makan gorengan. Besoknya (hari minggu) kita keseingan. Gue terutama.

Gak nyambung? Biarin! Biar cepet masuk inti ceritanya. Hahaha *ketawa malaikat* (karena 'ketawa setan' itu mainstream)

Karena gue kesiangan. Makanya gue gak ikut kerja bakti kampung. Maklum bulan Agustus adalah bulannya lomba-lomba. Lomba kebersihan, Lomba lari bendera, Lomba bersih-bersih sambil lari bawa bendera. Terserah deh ya...

Pokoknya banyak lomba.

Kebetulan di kampung gue ngadain lomba kebersihan kampung. Biasa... Yg paling bersih maka kampung itu yg menang. Simple.

Nah! Karena ada lomba itu, diharusakan untuk warganya menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya. Kebetulan gue ada di RT13.

Maka dari itu, ketua RT kami memberi mandat pada kita para warga kampungnya untuk melakukan kerja bakti bersih-bersih kampung.

Karena gue telat, pekerjaan hampir selelsai dan gorengan pun tinggal sedikit. Gue lebih milih gorengan daripada ikut bantuin warga. Alhasil digebukinlah gue sama warga kampung.

Intinya sih...

Berjuang bukan berarti ikut perang, pegang senjata, mata melotot, dan alis meninggi. Bukan seperti itu.

Mungkin hari ini perang senjata bukan lagi jawaban yg pas untuk merebut kemerdekaan. Karena sejatinya kita sudah merdeka. Tinggal mempertahankannya. Dengan gotong royong nilai-nilai perjuangan di masa lampau bisa dipetik. Saling bekerjasama demi mewujudkan satu tujuan. Menang!

Tentu, menang disini belum tentu dalam hal perlombaan yg sesungguhnya saja. Menang disini juga bisa dapat diartikan kita berhasill melawan ego masing - masing untuk saling bekerja sama satu sama lain demi tujuan bersama. Indonesia yg adil dan makmur. Indonesia yg sejahtera. Indonesia yg aman dan tentram. Indonesia yg lebih keren dari biasanya. Indonesia yg kita benget.


Gambar dari KDRI

Dirgahayu Republik Indonesia yg Ke-69. Merdeka! Merdeka! Merdeka! 


August 16, 2014

Malam ini kayak sebelumnya

Malam ini kayak sebelumnya, harus ngerjain tugas. Ada tuntuan 10 lembar yg harus dipenuhi. Saya sudah baca buku tebal itu berulang – ulang, saya sudah tau dan paham tantang materi yg akan saya tulis, tapi saya gak tau harus mulai dari mana.

Makalah yg saya buat adalah, tentang bagaimana Teori Normatif Media Massa itu bisa di pakai di era saat ini. Untuk informasi saja, teori ini muncul karena ada pihak – pihak yg mencoba manfaatkan media, seperti pemerintah, pihak – pihak yg mempunyai kepentingan tertentu, dan juga para pelaku industri media. Teori ini berpihak kepada publik, bahwa publik harus menerima informasi yg sebenar – benarnya atas apa yg terjadi. Tanpa ada sedikit pengurangan atau penambahan terhadap informasi tersebut.

Tuh kan...saya sebenarnya tau apa yg akan saya tulis.

Saya bingung.

Tiba – tiba saya melamun.

Beberapa waktu yg lalu saya dekat dengan seseorang, cewe tentunya. Saya rasa komunikasi yg kami lakukan cukup sering. Hampir setiap waktu kita berkomunikasi melalui pesan singkat, sekedar menanyakan kabar atau membicarakan hal – hal kecil yg menarik.

Bahkan untuk sebuah cerita lucu lewat pesan singkat, saya bisa ketawa terbahak – bahak dibuatnya. Dia adalah pribadi yang menyenangkan. Sesekali kita bertemu, berbincang tentang hal – hal yg tidak sempat kita bicarakan di telepon atau bahkan pesan singkat. Melihatnya tertawa kecil kemudian bercerita, adalah bagian yang paling saya suka. Senyumnya manis, seperti gulali tanpa aspartam*. Senyumannya tulus.

Tapi...

Sama seperti nasib cewe - cewe sebelumnya, semuanya berlalu. Datang dan pergi begitu saja. Angin semilir, sejuknya sementara.

Bukannya saya pilih – pilih, saya realistis kok. Saya gak se-ganteng Adipati Dolken atau malah se-unyu artis – artis korea. Setidaknya gak terlalu buruk lah. Cukup manis, dan gak bakal malu – maluin kalo cuma sekedar dibawa di pesta kawinan. Hahahaha!

Saya cuma gak tau harus gimana. Kelamaan sendiri, sering terjebak friend zone.

Lamunan saya pecah.

Kembali ke tugas yg sedang saya kerjakan. Saya baca ulang buku materi yg cukup tebal dari dosen. Saya baca lagi, baca lagi. Blank!


Ya sudah saya tidur. zzzzzZZZZZzzzzzZZZZzzzz!


*aspartam manisnya 200kali kemanisan gula biasa