December 17, 2014

Doraemon : Stand By Me

Jangan berharap terlalu lebih ketika mau menonton film ini. Kamu bisa kecewa ketika tidak sesuai dengan yg kamu harapkan, tidak sesuai dengan setting sedih yg kamu bangun sebelum menonton film ini, atau mungkin ada yg bilang harus siap - siap tisu ketika akan menonton film ini?? berlebihan.

tapi....
***
Minggu kemarin saya nonton bareng pacar. Setelah sebelumnya juga nonton dengan orang yg sama. Kami punya kebiasaan yg sama untuk menghabiskan weekend, nonton film. Porsi ketemuan kita juga terbatas, jadi nonton film berdua adalah momen yg langka dan spesial.

Setelah sebelumnya ngakak bareng pas nonton "Big Hero 6". Kali ini nonton film yg cukup ditunggu - tunggu kehadirannya, Doraemon : Stand by Me.


Film ini merupakan seri terakhir dari serial Doraemon yg dulu merupakan tontonan wajib ketika hari minggu tiba. Bagi angkatan tahun 90-an, mungkin paramater gaul saat itu adalah nonton serial Doraemon. 

Saya dan pacar tumbuh dan besar bersama serial doraemon yg tayang setiap minggu-nya di RCTI. Seperti kebanyakan  anak kecil pada jaman itu, alat - alat ajaib yg keluar dari kantong ajaib Doraemon adalah salah satu hal yg paling kami tunggu.

Anyway...

Akan coba saya review sedikit tentang film ini. dan berusaha sebaik mungkin untuk tidak spoiler. 

Secara animasi film ini berubah total. Imajinasi saya sedikit terganggu dengan sosok kartun 3D yg ditampilkan dalam film ini. Saya merasa ada yg hilang dari "Doraemon" dulu yg merupakan tontonan wajib setiap minggu di RCTI. Tapi bagi yg suka dengan animasi 3D mungkin kamu akan terhibur. apalagi ini doraemon gitu lo... lebih huggable dari yg 2D.

Secara jalan cerita sebenarnya sudah bisa ditebak. Premis bahwa nobita akan kesulitan  menghadapi kehidupannya dan doraemon akan membantu dengan alat - alat ajaibnya itu akan tetap terpakai.
Kemudian di akhir cerita, sepertinya pembuat film ingin membuat semacam twist. tapi... menurut saya, mereka gagal. entah ini  saya yg sok tau atau gimana. hehehe.

Film ini sasaran penontonnya adalah untuk kalangan semua umur, tapi banyak dari joke-nya untuk kalangan dewasa. Ditambah lagi banyak menonjolkan kisah cinta, mereka masih SD. Sepertinya agak kurang pas.

Ketika film selesai, saya dan pacar cuma bilang, "loh udah selesai tah??"

Ada ekspektasi yg tidak terpenuhi dari kami berdua tentang film ini.

tapi....

Secara keseluruhan film ini cukup menghibur. saya tetep ketawa dengan kekonyolan - kekonyolan yg dibuat nobita dan kawan. Kemudian  tentang cinta nobita yg akhirnya terjawab di film ini. Ini film anak kecil tapi banyak cinta - cintaan nya, efek modernisasi. hahaha

Satu scene yg saya ingat dari film ini adalah ketika nobita dewasa bertemu dengan nobita kecil. Dalam momen itu nobita kecil menawarkan nobita dewasa untuk bertemu dengan Doraemon yg sedang duduk di taman. Tapi nobita dewasa menolak dan menjawab, "tidak perlu, dia adalah teman masa kecil mu (nobita kecil)" yg sebenarnya juga teman masa kecil Nobita dewasa dan juga kita semua. 

Ingatan saya terlempar ke masa lalu. mengingat-ingat bermacam serial Doraemon yg dulu pernah saya tonton. Kembali ke masa kecil yg menyenangkan. Dimana kartun adalah hiburan yg paling ditunggu ketika minggu tiba. Standarisasi anak gaul jaman itu. Salam gaul *tangan metal*

Kalo kamu inget, Doraemon selalu punya serial berformat film yg akan tayang setiap hari selama satu minggu menemani libur panjang sekolah setelah ujian kenaikan kelas. Banyak kenangan masa kecil yg muncul diingatan saya ketika saya nonton film ini. saking sibuknya mengingat memori itu, sampai - sampai film ini terlihat biasa dimata saya.

Kenangan ketika nonton film ini jauh lebih terasa, daripada mikirin isi dari film yg sekarang lagi tayang di bioskop ini. Apalagi ada embel - embel kalo film ini adalah film penutup dari cerita panjang dari Doraemon yg legendaris itu.

Melihat film terakhir Doraemon itu seperti menemukan mainan mobil-mobilan kita ketika kecil dulu yg udah lama ngilang ntah kemana.

*tisu... mana tisuu... *

No comments:

Post a Comment