May 31, 2014

Sebelum Terpejam


gambar pinjam dari sini

Malam kian larut, aku pun hanya terperanga menatap langit yang semakin indah. Langit yang tak pernah menebar kebohongan. Hujan ketika mendung, berbintang ketika cerah, dan gelap ketika berawan. Terdiam sejenak ku menikmatinya, mengamatinya, dan dalam hati berkata, " Tuhan, aku mulai menyukai hidupku sekarang ". 

Aku pun mulai paham dengan pesan pesan langit yang sering muncul menjadi bunga tidurku.   Sekarang sudah malam, aku pun sudah ucapkan salam termanis untuk orang yang ku sayangi. Aku mundur perlahan. Menutup jendela kayu tua dengan gagang jendela yang sedikit berkarat. Menutup kelambu merah buatan ibuku. Merapikan kenangan kenangan yang tertimbun berantakan di atas kasurku. Setelah semua hal pelengkap tidur sudah kujalankan, ku rebahkan tubuh ku yang rapuh di sebuah kasur reot peninggalan orang tua ku dulu. " Tuhan, berikan matahari untuk pagi ku esok ", begitu doaku sebelum terpejam.

No comments:

Post a Comment